Hal-hal berbau mistis bukanlah sesuatu yang asing bagi orang Indonesia. Bahkan mereka yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta pun masih banyak yang memercayainya. Lihat saja, stasiun-stasiun televisi maupun radio tiap malam Jumat berlomba-lomba menayangkan program-program yang berbau horor. Dari mulai film, kisah-kisah misteri, sampai reality show.
1. Rumah Pondok Indah
Siapa sangka kota metropolitan sekelas Jakarta memiliki cerita misteri ditambah tempat – tempat angker yang katanya kerap memunculkan penampakan makhluk tak kasat mata, salah satunya 'Rumah Pondok Indah'. Masih ingatkah kamu dengan maraknya pemberitaan di akhir September 2002 tentang hilangnya seorang penjual nasi goreng di depan rumah kosong ini? Kejadian ini menjadi menghebohkan sebagai tempat terangker sekaligus mengerikan di Indonesia karna di depan rumah itu hanya tertinggal gerobak nasi goreng nya.
Konon katanya, pada malam waktu hilangnya penjual nasi goreng hendak mengantar nasi goreng yang di pesan oleh seorang perempuan ke dalam rumah kosong itu. Namun, ia tidak pernah keluar lagi. Menyinggung tentang sejarah rumah itu, konon seisi keluarga pemilik rumah ini tewas dalam peristiwa perampokan bermotif persaingan bisnis, Sejak itu, banyak orang yang melewati rumah itu melihat jelmaan hantu seperti hantu bapak-bapak dan hantu perempuan. Namun, akhir-akhir ini sudah tidak banyak kejadian horor yang terjadi di rumah angker itu. Bahkan beberapa waktu lalu, tempat ini menjadi tempat bermalam tunawisma.
Lokasi: Rumah bernomor 83 A di jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan
2. Lawang Sewu
Sebagai salah satu tempat paling angker di Indonesia, Lawang Sewu kerap dijadikan lokasi syuting beberapa reality show misteri yang menunjukkan penampakan-penampakan makhluk gaib. Bahkan konon, di internet sempat tersiar kabar bahwa salah satu peserta uji nyali di tempat ini meninggal secara tiba-tiba secara misterius tak lama setelah proses syuting.
Terletak di jantung Kota Semarang, Lawang Sewu merupakan simbol kejayaan era kolonial Belanda di Indonesia. Fisik bangunannya sendiri tampak amat megah dan modern pada jamannya. Lorong-lorong bawah tanah yang tujuan utamanya adalah sebagai ruang sirkulasi udara juga difungsikan sebagai terowongan penghubung antara kediaman Gubernur dan pelabuhan.
Di masa Pendudukan Jepang, Lawang Sewu dipergunakan sebagai markas utama mereka di Semarang. Lorong-lorong bawah tanah yang terdapat di Gedung B dipergunakan sebagai penjara di mana para tawanan disiksa dengan kejam, lalu kepala mereka dipenggal dan ditumpuk di sudut ruangan.
Menaiki beberapa anak tangga ke lantai atas, suasananya lebih mencekam lagi. Hantu seorang wanita muda yang nekad bunuh diri agar tidak disiksa kabarnya sering gentayangan di area menara dengan kaki yang tidak menjejak lantai! kabarnya tempat ini pernah di pakai untuk uji nyali pada acara 'Dunia lain' , dan peserta uji nyali melihat penampakan hantu wanita, selang beberapa hari kemudian peserta tersebut meninggal dengan tidak wajar, nah berani ngak kamu kesini?
Lokasi: Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Semarang, Jawa Tengah 13220
Jam Operasional: 06.00 – 18.00
Jam Operasional: 06.00 – 18.00
3. Mall Klander /Yogya Department Store
Krisis ekonomi yang melanda tanah air pada akhir dekade 90an sempat memicu kekacauan dan kerusuhan di mana-mana. Di sana-sini terjadi penjarahan, pembantaian dan juga pemerkosaan.
Tak terkecuali pada tanggal 15 Mei 1998, ketika ratusan penjarah menyerbu Yogya Department Store.
Kejadian tersebut membuat panic para pengunjung dan penjaga toko yang langsung berhamburan menyelamatkan diri. Para penjarah lantas menyulut api yang langsung melalap habis bangunan empat lantai ini. Lebih dari 300 orang terkurung di dalam karena takut diserang penjarah kalau keluar. Ironisnya mereka malah tewas terbakar.
Sebuah telepon umum yang ada sebelum bangunan tersebut dibakar hingga saat ini dibiarkan dan tak diganti, karena katanya ada arwah yang mendiaminya. Jadi siapapun tak berani mengambil risiko dengan membuangnya
Lokasi: Jl. I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur 13470.
4. Lintasan KA Bintaro dan Stasiun Manggarai - tragedi kereta api 1987
Peristiwa tabrakan maut antara dua kereta api yang terjadi pada Senin pagi, 19 Oktober 1987 di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan menjadi salah satu tragedi paling kelam dalam dunia transportasi Indonesia.
Lebih dari 100 nyawa melayang, beberapa dari mereka bahkan ditemukan terpental jauh dari lokasi akibat hebatnya benturan. Sedangkan korban lainnya remuk tak bernyawa di antara himpitan besi-besi. Kondisinya pada saat itu benar-benar mengerikan, bahkan butuh waktu sampai dua hari untuk mengevakuasi seluruh korban jiwa
Anehnya, sejak peristiwa tersebut, tingkat kecelakaan maut di jalur perlintasan kereta api tersebut dikabarkan meningkat, terutama pada hari Senin. Kabarnya banyak pengemudi kendaraan yang mengaku tidak mendengar sinyal kereta yang akan lewat. Tak hanya itu, konon tak sedikit pula pejalan kaki yang berjalan di atas rel tepat ke arah kereta yang sedang melaju. Menurut keyakinan masyarakat, perilaku aneh tersebut dikarenakan para korban dirasuki oleh Hantu Budek.
Kecelakaan hebat terakhir terjadi di penghujung tahun 2013, ketika sebuah truk tangki dihajar oleh kereta api yang melaju, sehingga mengakibatkan ledakan besar dan menewaskan tujuh orang. Seketika, masyarakat pun menjuluki kejadian di perlintasan angker tersebut sebagai Tragedi Bintaro II.
Salah satu kisah paling aneh datang dari seorang mahasiswa yang mengaku melihat korban kecelakaan di dalam kereta yang ia tumpangi saat larut malam. Secara mengejutkan, setibanya di stasiun tujuan, kaki sang mahasiswa tersebut dipenuhi lecet. Ia lantas menceritakan pengalamannya tersebut kepada petugas keamanan. Anehnya, menurut si petugas pada jam tersebut tak ada kereta yang beroperasi dan ternyata sebetulnya si mahasiswa tanpa sadar telah berlari menempuh rute tersebut hingga kakinya luka-luka.
Lokasi:Tragedi Bintaro - Jl. Bintaro Permai IV
Lokasi: Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan 12850
Lokasi: Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan 12850
5. Pelabuhan Ratu, Sukabumi
Kisah kecemburuan yang terjadi di keluarga Kerajaan Mataram pada abad ke-16 telah memakan korban seorang ratu yang mengorbankan dirinya ke laut lepas. Legenda tragis tersebut sampai saat ini masih hidup.
Sekitar 5 jam perjalanan dari Jakarta, tepatnya di kawasan Sukabumi bagian selatan terdapat kawasan pesisir bernama Pelabuhan Ratu yang terkenal akan pasirnya yang putih serta ombak besar yang cukup menantang, khususnya bagi para surfer
Tapi kamujangan sampai terlena oleh keindahan lautnya, karena tak sedikit wisatawan yang tewas ditelan ombak ketika liburan di sini. Sebagian besar korban adalah laki-laki, dan kabarnya mereka semua mengenakan pakaian yang ada unsur warna hijau ketika sedang berenang. Oleh sebab itulah beredar kabar bahwa sang Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul murka dan menarik mereka ke laut karena mengenakan warna kesukaannya.
Tak seperti kebanyakan legenda di Indonesia yang hanya dianggap sebagai dongeng pengantar tidur, kisah Nyi Roro Kidul diyakini keberadaannya oleh banyak orang, tak terkecuali oleh Presiden Soekarno.
Bahkan, kamar nomor 308 di Samudera Beach Hotel sengaja disediakan untuk sang ratu. Kamar yang didesain sangat apik dengan dominasi warna hijau dan emas (warna favorit sang ratu) tersebut diberi wewangian melati dan kemenyan dan kerap digunakan sebagai tempat semedi.
Apakah kamu cukup berani untuk mengenakan pakaian berwarna hijau dan “berkencan” dengan Ratu Pantai Selatan?
Lokasi : Dari Jakarta, lewat Tol Jagorawi keluar di gerbang tol Ciawi. Lurus terus hingga arah Cibadak, setelah melewati Pasar Cibadak belok kanan dan ikuti terus jalan sampai tiba di Pelabuhan Ratu.
06. Desa Trunyan, Bali
Terletak di tepi Danau Batur, di daerah Kintamani, warga di desa ini memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya. Di sini, jenazah orang yang meninggal tidak dikremasi maupun dikubur, melainkan dibiarkan membusuk di dalam ‘kandang’ bambu yang didirikan di sekitar pohon Trunyan. Aroma wangi yang dikeluarkan dari pohon ini secara alami menutupi aroma busuk dari jenazah-jenazah tersebut.
Begitu mayat sudah terurai, sisa-sisa tengkorak dan tulang belulangnya kemudian ditata dengan rapi di bagian bawah pura. Sayangnya area ini sekarang tidak terbuka untuk umum.
Lokasi: Jl. Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali 80652, Dari Kuta, terus ke utara menuju Danau Batur di Kintamani. Untuk menuju ke desa ini agak sulit, jadi kami sarankan agar minta bantuan dari pemandu lokal (atau supir ojek). Hindari untuk langsung menyewa perahu besar di lokasi, karena Anda akan ‘digetok’ dengan harga yang cukup mahal.
Posting Komentar